rikawulandara
Kamis, 06 Juni 2013
Minggu, 26 Mei 2013
PUISI
By:
Rika Wulandara
Ibu…
Tak
sanggupku mengkhayalmu yang kini tak disisiku
Kau
benar-benar pergi, meninggalkan seribu duka
Tanpa
bekas…
Bahkan
bayanganmu tak tersisa untuk ku kenang
Hanya
kerinduan akan kasih sayang yang masih tersimpan
Tak
ada lagi yang menampung sucinya bening di pelupuk ku
Tak
ada yang membelai indahnya mahkota di kepalaku
Dan
tak ada yang menceritakan asyiknya dongeng sebelum tidur
Ibu…
Hari-hari
yang ku lewati penuh onak berduri, bu
Hinaan,
ejekan, dan hardikan telah menjadi sahabatku
Rasa
lapar, dahaga, dan kedinginan yang menjadi teman tidurku, bu
Dan
hanya kardus serta nyamuk yang menjadi pendongeng setiaku
Ibu…
Ku
ingin brcerita kepadamu bu
Liku-liku
kehidupan ini begitu berat ku rasakan di usia dini ku ini, bu
Ku
ingin bermain seperti mereka, tapi aku tak bisa
Ku
ingin sekolah seperti mereka, tapi aku tak dapat
Dan
aku ingin dibelai oleh Ibu, tapi aku tak punya
Akupun
ingin dirangkul ayah, tapi Ia entah dimana
Ibu…
Di
sini aku hidup sendiri ditengah kerumunan orang, bu
Mengharap
sisa-sisa kasih sayang dari mereka
Memperjuangkan
hidup sendirian, tanpa payungan darimu
Mengharap
segelas air dengan keringat
Mencari
sebungkus nasi dengan air mata
Sungguh,
begitu pahit bu
Sedangkan
ayah
Ia
menghilang entah kemana bu
Meninggalkan
aku terombang-ambing menjadi anak jalanan
Jika
aku boleh memilih
Aku
memilih tak dilahirkan bu
Aku
tak ingin diadakan didunia yang fana seperti ini
Namun
apalah dayaku, memilih hal itu hanya akan memunafikkan ku
Dan
memurkakan Allah terhadap diriku
Ketegaran
bu…
Ketegaran
yang aku harapkan telah pupus
Ketegaran
yang aku impikan hanya membuatku semakin rapuh
Dan
aku… hampir layu
Ibu
Hanya
belaian mu yang membuatku tegar
Hanya
belaian mu nyang membuat ku hidup
Aku
rindu senyummu, ibu ku
Selasa, 21 Mei 2013
CONTOH SURAT LAMARAN DALAM B.INGGRIS
Bekasi,
April 7th, 2007
Attention To:
HRD Manager
PT. Pranata Informatindo
Jl. Raya Sudirman No. 17
Bekasi
HRD Manager
PT. Pranata Informatindo
Jl. Raya Sudirman No. 17
Bekasi
Dear Sir/Madam,
I have read from your advertisement
at Republika that your company is looking for employees to hold some position.
Based on the advertisement, I am interested in applying application for
Engineer position according with my background educational as Engineering
Physics.
My name is Iswandi Lubis, I am twenty
three years old. I have graduated from Engineering Physics Department ISTN on
March 2007. My specialization in Engineering Physics is Instrumentation and
Control specialist. I consider myself that I have qualifications as you want. I
have good motivation for progress and growing, eager to learn, and can work
with a team (team work) or by myself. Beside that I posses adequate computer
skill and have good command in English (oral and written).
With my qualifications, I confident
that I will be able to contribute effectively to your company. Herewith I
enclose my :
1. Copy of Bachelor Degree (S-1) Certificate and Academic
Transcript.
2. Curriculum Vitae.
3. Copy of Job Training Certificate from Unocal Indonesia Company.
4. Recent photograph with size of 4x6
2. Curriculum Vitae.
3. Copy of Job Training Certificate from Unocal Indonesia Company.
4. Recent photograph with size of 4x6
I would express my gratitude for
your attention and I hope I could follow your recruitment test luckily.
Sincerely,
Iswandi Lubis
Iswandi Lubis
Kamis, 16 Mei 2013
cerita rakyat rokan hilir
Dahulu
kala di hilir sungai rokan terdapat sebuah pulau yang di kenal dengan pulau
jemur. Letaknya di seberang desa panipahan Kabupaten Rokan Hilir.
Di
pulau jemur tersebut terdapat penyu yang
dijaga oleh seorang panglima yang bernama mogek
laya. Konon,mogek laya memiliki
bidang dada 7 ha. Ia sangat ditakuti oleh penduduk karena kebuasannya
yang suka memangsa lawan dengan kokokannya yang teramat dahsyat.kokokannya yang
amat dahsyat itu terkenal hingga ke pelosok daerah.
Setiap perahu yang melewati pulau tersebut
untuk mencari penyu, mogek laya selalu berkokok bak ayam jantan. Dan siapa yang
berani menyahut kokokannya, berarti berani menantangnya. barang siapa yang
berani menantangnya berarti berani mati. Sekali sahutan dari pelayar, maka
kapal mereka langsung menepi meskipun angin kencang. lalu, merekapun bertarung.
Tidak ada satu orangpun yang berhasil mengalahkannya. Sang lawan selalu tewas
setelah bertarung dengannya.
Karena hal tersebut, tak ada satupun orang
yang berani menyahut kokokannya. setiap pelayar yang ingin selamat saat
mengambil penyu,maka harus membawa ayam
betina dan menuruti semua keinginannya.
Hal ini berlangsung terus menerus. dan
penduduk merasa amat resah dan gelisah.hingga pada suatu hari, penduduk
setempat bermusyawarah untuk menewaskan mogek laya. mereka mencari titik
kelemahan mogek laya dan menentukan hari yang cocok. setelah lama mencari, akhirnya
mereka menemukan titik kelemahan itu. namun mereka harus menunggu hingga tiga
bulan berturut-turut untuk melukannya. Setelah sampai tiga bulan, merekapun
mengutuskan seorang anak kecil berusia kurang lebih sepuluh tahun, untuk
membunuh mogek laya dengan membawa sebilah keris tanpa gagang.
Sang anakpun pergi menuju tempat mogek
laya. setelah sampai ditempat tujuan, anak tersebut tertegun dengan keindahan
pulau tersebut. namun, terasa aneh baginya. Disana terdapat tumpukan batuan
yang sangat besar dan menganehkan. Batu tersebut digunakan oleh mogek laya
sebagai mainan tubuhnya. dengan cara batu tersebut dilambungkan lalu ditimpakan
ke badannya, dan iapun berkokok pertanda gembira. inilah yang dilakukannya tiap
hari.
Anak kecil itu terbangun dari
ketertegunannya, lalu melangkah menemui mogek laya. mogek laya terus berkokok. dan di sahut oleh
anak kecil itu. Maka, mogek layapun terkejut mendengar sahutan anak kecil
tersebut. Selanjutnya terjadilah pertarungan antara anak kecil dengan mogek
laya.
Setelah lama bertarung, akhirnya sang
anak berhasil menusuk perut mogek laya dengan keris tanpa gagang milik anak
kecil. keris tersebut berhasil menembus perut mogek laya hingga menembus punggug
mogek laya. hal ini dilakukan hingga tiga kali. dan tewaslah mogek laya yang
dikalahkan oleh seorang anak kecil.
Berakhirnya hidup mogek laya, berakhir
pulalah penderitaan penduduk. penduduk sangat senang, karena telah terbebas
dari mogek laya. Mereka kini bebas pergi berlayar kepulau tersebut untuk
mencari nafkah. dan bebas mengambil telur penyu yang dijaga oleh mogek laya.
Sumber:ayah,dan
keluarga
Langganan:
Postingan (Atom)